Getting your Trinity Audio player ready...
|
Sejak pandemi COVID-19 terjadi di tahun 2020, layanan kesehatan menjadi industri yang harus diprioritaskan dalam menciptakan sebuah inovasi. Pembentukan layanan kesehatan masa depan harus melibatkan elemen-elemen penting seperti asuransi yang inklusif, inovasi transformasi digital, dan kepuasan pelayanan konsumen. Transformasi industri kesehatan memanfaatkan kekuatan teknologi dan data untuk menciptakan efisiensi operasional, keberlangsungan proses, dan peningkatan pelayanan pasien secara keseluruhan.
Bidang kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam mempercepat perkembangan teknologi medis, terapi, dan sistem yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pasien dan efektivitas manajemen penyakit. Inovasi-inovasi ini didorong oleh kebutuhan untuk menghadapi tantangan-tantangan baru seperti ancaman pandemi. Dalam menghadapi situasi semacam ini, perlu adanya pengembangan metode diagnosa yang responsif, upaya vaksinasi yang efektif, serta kemampuan dalam merespons secara kritis terhadap perubahan yang terjadi.
Penting bagi tenaga medis dan profesional kesehatan untuk memiliki kecakapan dalam merespon secara kritis terhadap perubahan situasi dan tantangan yang muncul. Mereka perlu terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi ancaman-ancaman baru serta memastikan penerapan praktik-praktik terbaik untuk memberikan perawatan yang optimal bagi pasien.
Transformasi digital bisnis menjadi hal yang utama bagi layanan kesehatan dalam mengefisiensikan pelayanan. Hal ini tentu dapat menguntungkan kedua belah pihak, yaitu pasien dan entitas layanan kesehatan.
Dalam segi waktu, misalnya, pasien rawat jalan hanya tinggal menggunakan telepon pintarnya dan membeli obat melalui aplikasi yang tersedia. Dengan demikian, semua entitas, baik masyarakat maupun pihak tenaga kesehatan, dapat meningkatkan efektivitas, akurasi, dan kolaborasi dalam penyediaan layanan kesehatan.
Mendobrak Perubahan dalam Layanan Kesehatan
Azlan Zainal, Kepala Underwriting Excellence, AIA Group, mengatakan bahwa banyak sekali tantangan yang dihadapi dalam melakukan inovasi dan transformasi khususnya di industri kesehatan.
Seperti misalnya, asuransi kesehatan. Premi atau yang biasa dikenal dengan asuransi ini memiliki peran penting dalam penyediaan akses pelayanan dan kemananan finansial kesehatan dan. Asuransi diharapkan mampu memberikan biaya terjangkau dan akses yang inklusif terhadap pasien dari berbagai usia.
Akan tetapi, tidak demikian di lapangan. Kenyataannya, untuk memberikan biaya asuransi yang terjangkau dengan biaya rumah sakit yang selalu naik, dirasa sangat utopis untuk bisa mencapai perlindungan kesehatan yang inklusif bagi semua entitas. “Menurut hemat saya, biaya rumah sakit adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh asuransi dalam menyeimbangkan produk yang diharapkan konsumen sekarang. Peningkatan teknologi dan keseimbangan asuransi kesehatan dengan klaim yang semakin tinggi menyebabkan sedikit ruang dan peluang untuk berinovasi,” ucap Azlan. Berbagai lembaga dan layanan kesehatan perlu bekerja sama untuk menciptakan regulasi-regulasi yang sejalan dan mengembangkan produk asuransi yang menguntungkan.
Inovasi bertujuan untuk menciptakan layanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat. Artinya, dengan penetrasi asuransi yang meluas dan inklusif, pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya asuransi, harus bisa terjangkau ke lebih banyak entitas.
Azlan menambahkan bahwa pelayanan pasien bisa ditingkatkan lebih jauh lagi dengan menggunakan teknologi-teknologi terbarukan dalam alat-alat kesehatan. Hal ini berdampak pada kepuasan pasien secara langsung. Penyedia layanan harus mampu meningkatkan komunikasi, transparansi, dan aksesibilitas dengan mengutamakan pasien guna mendorong keterlibatan dan pemberdayaan pasien. Interaksi positif terhadap pasien juga dapat meningkatkan loyalitas, keterlibatan, kepercayaan, dan yang pastinya meningkatkan hasil pelayanan kesehatan.
Dengan memanfaatkan teknologi dan sistem informasi yang canggih, proses administrasi dan manajemen dalam penyediaan layanan kesehatan dapat dioptimalkan. Misalnya, penggunaan sistem manajemen data yang terintegrasi memungkinkan informasi pasien, jadwal pemeriksaan, dan rekam medis dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh penyedia layanan kesehatan. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi waktu, mengurangi birokrasi, dan memungkinkan fokus yang lebih besar pada pelayanan langsung kepada pasien.
Pengembangan teknologi seperti telemedicine, artificial intelligence (AI), dan big data analytics dapat membantu dalam diagnosis yang lebih akurat, perencanaan terapi yang efektif, serta pengawasan penyakit secara lebih responsif. Selain itu, teknologi wearable dan sensor medis juga dapat digunakan untuk pemantauan kondisi kesehatan secara real-time, memungkinkan intervensi dini dan pengelolaan penyakit yang lebih baik.
Dalam pengimplementasian sebuah inovasi tentu tidak mulus, akan tetapi selalu dihadang oleh berbagai tantangan ke depannya. Semua hal tersebut akan terlihat mudah jika pihak pelayanan kesehatan benar-benar mengetahui apa yang diinginkan konsumen (consumer-centrist).
Melalui pengetahuan yang komprehensif dan akurat terkait permasalahan yang dihadapi konsumen dalam bidang layanan kesehatan, keputusan dan regulasi-regulasi yang dibuat dapat menjadi lebih tepat sasaran. Dengan pemahaman yang mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh konsumen, baik dalam hal aksesibilitas, kualitas, maupun biaya layanan kesehatan, kebijakan dan regulasi yang diterapkan dapat dirancang untuk mengatasi masalah yang aktual dan memberikan solusi yang efektif.
Pemahaman yang komprehensif tentang permasalahan konsumen dapat membantu dalam merumuskan kebijakan yang lebih efisien dan efektif dalam pelaksanaannya. Pemahaman yang dimaksud di antaranya adalah kebutuhan, preferensi, dan masalah yang dihadapi oleh konsumen. Hal ini akan menghasilkan kebijakan yang lebih relevan yang mampu mengatasi masalah spesifik serta memberikan manfaat yang signifikan bagi konsumen.
Selain itu, pengetahuan yang komprehensif tentang permasalahan konsumen juga dapat membantu dalam merancang regulasi yang efektif. Regulasi yang tepat dan relevan dapat memberikan landasan hukum yang kuat untuk melindungi hak konsumen, mengatur praktik-praktik yang adil, dan mendorong inovasi yang bermanfaat dalam bidang layanan kesehatan.
Melalui pemahaman tantangan yang dihadapi oleh konsumen, regulasi-regulasi tersebut dapat dirancang dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat, termasuk konsumen, penyedia layanan kesehatan, dan lembaga pemerintah.
Lebih lanjut, kolaborasi juga menjadi hal penting yang bisa dipilih sebagai roda dalam berinovasi, khususnya dalam transformasi dan inovasi pada industri kesehatan. Kolaborasi antarlembaga pemerintah, penyedia asuransi, dan rumah sakit adalah kunci untuk menjawab permasalahan tersebut.
Melalui keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, seperti lembaga pemerintah, lembaga keuangan, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat, hal ini dapat menciptakan ekosistem yang mendukung dan mendorong inovasi di bidang kesehatan.
“Melihat berbagai permasalahan yang masih terjadi sebagai tantangan berinovasi, lembaga dan layanan kesehatan perlu bekerjasama untuk menciptakan regulasi-regulasi yang menguntungkan, khususnya untuk mentransformasikan indutri kesehatan pada era digital, di mana data yang akan menjadi basis sekaligus sumber terbesar saat ini,” tutup Azlan.