Masyarakat Thailand dikenal kerap melahirkan ide-ide inovatif dan terus mengembangkan produk untuk membuat hidup mereka lebih baik. Hal ini terjadi baik dalam keadaan normal maupun saat krisis. Hal inilah yang lantas dinarasikan lewat kampanye ‘Inovasi Thailand’, yang ditujukan untuk mempromosikan kreativitas Thailand ke khalayak global.
Lewat Koalisi Inovasi Thailand, Badan Inovasi Nasional Thailand (NIA) merangkul mitra dari berbagai sektor mulai dari lembaga pemerintah, organisasi swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil untuk memperluas cakupan platform ‘Inovasi Thailand’.
Inisiatif ini pada dasarnya bertujuan untuk menyatukan ide-ide dari daerah dan pusat untuk merevitalisasi negara dan mendengungkan kesadaran dan kebanggaan pada berbagai inovasi Thailand. Koalisi Inovasi Thailand akan berperan sebagai corong Thailand untuk unjuk gigi sebagai bangsa yang inovatif. Lewat koalisi ini para anggota pun bisa saling bertukar pengetahuan dan keterampilan.
Seluruh pihak yang terlibat sangat antusias untuk membantu Thailand mencapai tujuannya menjadi salah satu dari 30 negara inovatif teratas dunia pada tahun 2030 dan mengubah Thailand menjadi negara yang digerakkan oleh inovasi.
Pendongkrak ekonomi
Thailand mendirikan Badan Inovasi Nasional (NIA) untuk mengembangkan sistem inovasi guna mempromosikan restrukturisasi ekonomi dan meningkatkan daya saing. Dalam wawancara eksklusif dengan Mohit Sagar, CEO dan Pemimpin Redaksi OpenGov Asia, Dr Pun-Arj Chairatana, Direktur Eksekutif Badan Inovasi Nasional, Thailand membeberkan bagaimana platform ‘Inovasi Thailand’ diluncurkan untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Thailand adalah tujuan wisata dan salah satu dari tiga teratas di dunia. Budaya Thailand pun menjunjung tinggi pada ketajaman keahlian dan detail yang presisi. Untuk itu, ‘Inovasi Thailand’ diciptakan sebagai perpaduan teknologi modern dengan pengetahuan yang sudah mendarah daging dari generasi ke generasi di negara itu. Dan NIA bakal menjadi badan yang mengkomunikasikan dan menandai inovasi yang bisa dengan mudah dipahami dan terkoneksi dengan masyarakat dan institusi asing.
“Kami memulai kampanye ‘Inovasi Thailand’ sebelum COVID-19 karena kami melihat orang Thailand dan klien global kesulitan untuk memahami produk dan layanan unik Thailand,” jelas Dr Pun-Arj. “(Padahal) kami telah menciptakan solusi cerdas melalui yang bisa meningkatkan standar hidup masyarakat, kemakmuran, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan.”
Ia percaya Inovasi memainkan peran kunci dalam mendorong ekonomi dan masyarakat Thailand yang lebih kuat. Untuk memulihkan pertumbuhan negara pasca-pandemi, Thailand memprioritaskan model Bio-Circular-Green Economy (BCG). Model BCG berfokus pada empat sektor strategis: pertanian dan pangan, kesehatan dan obat-obatan, energi, material, dan biokimia serta pariwisata dan ekonomi kreatif.
Model ini menekankan penggunaan sains, teknologi, dan inovasi untuk meningkatkan potensi keunggulan Thailand di sektor keanekaragaman hayati dan budaya menjadi lebih kompetitif. Mengapa Thailand lebih memilih Langkah ini? Tujuan utamanya adalah untuk mendukung keberlanjutan sumber daya hayati, mengembangkan ekonomi dan komunitas lokal, serta menjadikan industri BCG Thailand lebih kompetitif dan tahan terhadap perubahan sosial.
Poin lain yang ingin dicapai adalah untuk membuat ekonomi, masyarakat, dan lingkungan Thailand lebih berkelanjutan dan inklusif. “Untuk mencapai tujuan 2030, kami harus bekerja sangat keras untuk mendorong inovasi dalam ekonomi BCG ini. Pada saat yang sama, kebijakan nasional perlu diperbaiki.”
Komunitas inovator
Selain itu, NIA mulai mengembangkan inovasi dengan membangun komunitas untuk bertukar ide dan memfasilitasi inovasi yang berpotensi menjadi gerakan strategis untuk pemerintah. Mereka pun merekrut lebih banyak Chief Innovation Officer dari sektor swasta, publik, dan universitas.
Dr Pun-Arj berusaha meningkatkan keahlian teknologi masyarakat Thailand di daerah dan perkotaan. Sebab ia melihat inovasi bisa membawa peluang peningkatan ekonomi. Untuk itu, NIA menyediakan platform inovasi sosial untuk membantu pengembangan kesejahteraan warga.
“Fokus utama kami adalah pada pemerataan potensi inovasi di daerah dan (pengembangan) startup – perusahaan berbasis inovasi,” ungkap Dr Pun-Arj.
Ia percaya kesuksesan komunitas bergantung dari fondasi yang kuat dan berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan datang Thailand akan memodernisasi industri dan infrastruktur mereka.
“Di masa lalu, membangun pengintegrasian sistem (system integrator) menjadi salah satu prioritas lima tahun kami. Namun, ketika sistem (makin mapan) dan ekosistem jadi lebih kuat, kami berubah menjadi fasilitator penuh.”
Namun, sebelum mengubah fungsi dari pengintegrasian sistem ke fasilitator, Pun-Arj menyarankan untuk memperhitungkan dampaknya terlebih dulu. Thailand pun mendorong universitas untuk melakukan penelitian dan kerja sama teknologi dengan organisasi lain di seluruh dunia.
Untuk mengevaluasi kinerja inovasi di tingkat kabupaten dan kota, NIA menerapkan penilaian berdasarkan Indeks Inovasi Kota. Badan ini pun secara berkala melakukan survei terhadap industri untuk mengevaluasi dan menanyakan kesulitan yang mereka hadapi.
Inovasi memerlukan strategi yang kuat. Pada umumnya, untuk menentukan sebuah strategi cukup kuat atau tidak ditentukan oleh tiga faktor, yaitu target, proses pengalokasian sumber daya yang dibutuhkan, dan evaluasi.
Menurut Pun-Arj, strategi inovasi pemerintah Thailand berfokus pada tiga hal khusus:
- memiliki bisnis yang sangat kuat di berbagai lini yang dengan sendirinya akan terbangun menjadi perusahaan skala besar;
- Perlunya undang-undang, peraturan, dan
- tata kelola untuk mengidentifikasi risiko di masa depan.
Inovasi sebagai solusi
Saat ini, Thailand sedang bergumul dengan beberapa isu, salah satunya terkait dengan ketimpangan terkait tidak meratanya akses ke layanan publik, teknologi digital, dan pendidikan. Hal lain terkait dengan masalah lingkungan, biaya manufaktur yang tinggi, dan jenis persaingan baru dalam rantai pasokan global.
Selain itu, ada banyak tantangan dalam hal transformasi digital dan layanan pemerintah dan negara. Sehingga, Thailand berharap inovasi bisa muncul sebagai solusi dan mendorong inovasi untuk menghasilkan kebijakan tertulis dan praktis.
Sebelumnya disebutkan bahwa untuk rencana lima tahun NIA berfokus sebagai pengintegrasian sistem dan fasilitator inti. Sementara untuk jangka pendek, NIA berkonsentrasi pada pelatihan manajemen dalam metode, program, dan kegiatan yang telah diterapkan dalam lima tahun terakhir.
NIA terutama berkonsentrasi pada penguatan potensi inovasi regional di beberapa sektor utama seperti teknologi baru, bantuan untuk startup, penciptaan modal ventura atau investasi untuk inovasi, dan internasionalisasi inovasi Thailand.
Dr Pun-Arj telah diakui sebagai perintis dalam domain pandangan ke depan dan manajemen inovasi di negara ini. Dia menasihati siapa pun yang bercita-cita menjadi inovator hebat untuk sepenuhnya memahami konsep ketidakpastian dan kegagalan.
“Inovasi akan membantu kita tumbuh sebagai komunitas atau bangsa dengan membuat diri kita sendiri dan orang lain sadar akan pentingnya inovasi,” tutup Dr Pun-Arj.