September 20, 2024

Search
Close this search box.

We are creating some awesome events for you. Kindly bear with us.

Eksklusif! Thailand OpenGov Leadership Forum 2023

Getting your Trinity Audio player ready...

Perkembangan transformasi digital bukan hal baru di era modern. Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi telah mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Terobosan dalam bidang komputasi, internet, dan perangkat mobile telah membawa perubahan besar dalam hampir semua aspek kehidupan manusia.

Di Thailand, transformasi digital juga telah memiliki dampak signifikan pada dunia pemerintahan dan tata kelola. Dalam melakukan pelayanan publik, para lembaga pemerintahan telah mengadopsi teknologi digital 4.0 untuk meningkatkan efisiensi pelayanan, menjaga data masyarakat, dan efisiensi birokrasi. Penggunaan analitik data, kecerdasan buatan, dan Internet of Things (IoT) telah membuka peluang baru dalam tata kelola pemerintahan dan membuat keputusan yang lebih baik dalam penentuan suatu kebijakan secara objektif.

Akan tetapi, pemerintah Thailand telah menjadi semakin sadar akan fakta bahwa kemajuan transformasi digital tidak hanya terbatas pada peningkatan pelayanan masyarakat semata. Mereka telah mengenali potensi besar yang terkandung dalam transformasi digital untuk meningkatkan perekonomian nasional secara signifikan. Kesadaran ini muncul sebagai respons terhadap pengalaman negara dalam menghadapi dampak pandemi di masa lalu.

Pandemi sebelumnya telah mengajarkan banyak pelajaran berharga tentang pentingnya adaptasi terhadap situasi yang tidak pasti dan berubah dengan cepat. Oleh karena itu, pemerintah Thailand melihat transformasi digital sebagai salah satu cara untuk membangun ketahanan ekonomi yang lebih baik di tengah tantangan seperti itu.

Melalui teknologi dan inovasi digital, mereka optimis dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja baru, dan mengurangi dampak negatif dari krisis yang mungkin terjadi di masa depan. Dengan cara ini, transformasi digital bukan hanya tentang memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat, tetapi juga tentang memastikan keberlanjutan dan kemakmuran ekonomi bagi negara secara keseluruhan.

Seperti misalnya, Thailand perlu bersiap menghadapi teknologi kecerdasan buatan (AI) yang akan datang dan mengembangkan kemampuan AI di dalam negeri untuk memaksimalkan manfaat rencana tersebut. Seiring dengan percepatan kemajuan teknologi AI di seluruh dunia, Thailand menyadari pentingnya memiliki fondasi teknologi yang kuat dalam bidang ini. Mereka ingin memastikan bahwa negara ini tidak hanya menjadi pemakai teknologi AI, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengembangkannya secara aktif.

Oleh karena itu, Thailand telah memulai upaya serius untuk mengembangkan ekosistem AI yang inklusif dan berdaya saing dan mendorong kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan institusi. Thailand optimis dengan konsisten dan komitmennya untuk memajukan digitalisasi secara nasional, kelak Thailand mampu menjadi pelopor digital-hub di ASEAN.

Telah diselenggarakan Thailand OpenGov Leadership Forum 2023 pada tanggal 5 Oktober 2023 bertempatkan di Grand Hyatt Erawan Bangkok yang mempertemukan berbagai pemimpin teknologi dan lembaga teknolodi digital di Thailand untuk mendiskusikan terkait transformasi digital 4.0 di Thailand dan upaya-upaya sektor public Thailand dalam menunjang kemajuan transformasi digital, dari mulai peningkatan tenaga kerja, peningkatan infrastruktur digital, kecakapan kebijakan digital, hingga keamanan data privasi.

Salam Pembuka

Mohit Sagar∶ Dorongan ekonomi inovatif menjanjikan masa depan cerah untuk masyarakat

Mohit Sagar, CEO & Kepala Redaktur OpenGov Asia, menyoroti bahwa Thailand sedang menuju ke arah transformasi “Thailand 4.0” untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Upaya visioner ini bertujuan untuk mengembangkan ekonomi yang berakar pada nilai-nilai, inovasi, teknologi, dan kreativitas untuk mendorong negara ini menjadi yang terdepan dalam kemajuan global.

Mohit mengatakan bahwa “Thailand 4.0” memiliki komitmen terhadap adaptabilitas dan inklusivitas. Negara Thailand mengakui pentingnya menjadi pemimpin di berbagai sektor dengan menjadi pelaku tren terdepan. Bidang-bidang yang difokuskan untuk pengembangan ekonomi oleh pemerintah di antaranya termasuk robotika, industri digital, aviasi, logistik, dan biofuel.

Visi Thailand untuk pencapaian masa depan berakar pada keyakinan bahwa setiap masyarakat memainkan peran penting dalam memajukan kemakmuran bersama. Visi ini melahirkan “Thailand 4.0,” yaitu sebuah gerakan transformasional yang ditandai dengan komitmen terhadap kompetensi, ketahanan, dan adaptabilitas. Dengan menerapkan reformasi pendidikan, mengembangkan program pengembangan keterampilan, dan merangkul strategi Refill and Reform, Thailand akan berdedikasi untuk membekali masyarakatnya dengan keterampilan digital.

Mohit menyadari bahwa keberlanjutan bagi lingkungan adalah landasan dari Thailand 4.0. Negara ini berkomitmen untuk melindungi lingkungan, mengurangi dampak perubahan iklim, dan mengurangi jejak karbon. Dengan mengintegrasikan kesadaran lingkungan ke dalam kerangka ekonominya, Thailand membangun masyarakat yang tangguh dan layak huni bagi generasi mendatang.

Pemerintah telah mengambil langkah konkret untuk mewujudkan tujuan Thailand 4.0. Pendirian Koridor Ekonomi Timur (EEC) sebagai pusat pertumbuhan menegaskan komitmen negara ini terhadap pengembangan regional dan diversifikasi ekonomi.

Badan Promosi Ekonomi Digital (depa) dengan aktif memajukan ekosistem digital, memacu inovasi dan kemajuan teknologi. Selain itu, pemerintah sedang menghidupkan kembali industri-industri utama sambil mendukung sektor-sektor yang muncul seperti robotika, aviasi, dan biofuel, yang menempatkan Thailand sebagai pemimpin global di berbagai bidang.

Dalam kerangka Thailand 4.0, terdapat empat agenda penting, di antaranya.

Pertama, “Persiapan Thailand 4.0 Menuju Status Dunia Pertama” menegaskan komitmen Thailand dalam mempersiapkan masyarakatnya untuk masa depan dengan melakukan reformasi dalam sistem pendidikan dan pengembangan keterampilan. Ini memberdayakan individu untuk berkontribusi aktif dalam perjalanan negara ini menuju status dunia pertama.

Kedua, “Pengembangan Klaster Teknologi dan Industri Masa Depan” menunjukkan tekad Thailand untuk merawat sepuluh Industri Masa Depan, termasuk robotika, aviasi, inovasi digital, dan biofuel. Pendekatan strategis ini menempatkan negara ini sebagai pemimpin terdepan dalam teknologi abad ke-21.

Ketiga, “Mewujudkan Kewirausahaan yang Didorong oleh Inovasi” menekankan dukungan Thailand terhadap transformasi usaha kecil dan menengah (UKM) menjadi “UKM Cerdas.” Ini juga mempromosikan layanan berharga tinggi, membudayakan budaya kewirausahaan dan inovasi yang mendorong kemajuan ekonomi.

Terakhir, “Memperkuat Ekonomi Internal dan Klaster Provinsi” berfokus pada penguatan ekonomi internal Thailand dan inovasi regional melalui pengembangan 18 klaster provinsi, yang diwakili oleh konsep “Provinsi 4.0.” Ini menegaskan dedikasi negara ini untuk mencapai perkembangan yang seimbang dan inklusif di seluruh wilayah.

Opening Keynote

Dr. Supot Tiarawut ∶ Thailand perlu bekerja sama mengatasi masalah digital yang semakin meningkat

Dr. Supot Tiarawut, President & CEO, Digital Government Development Agency (DGA) menyapa partisipan yang telah hadir di Grand Hyatt Erawan Bangkok sembari mengapresiasi antusiasme seluruh partisipan untuk bersama-sama berkolaborasi dan membicarakan tentang transformasi di Thailand. “Sebagai negara yang memiliki begitu banyak sumber daya, saya melihat Thailand memiliki banyak peluang untuk mengembangkan sumber-sumber tersebut melalui teknologi digital,” ucap Dr. Supot.

Menurutnya, saat ini, Thailand sudah melakukan berbagai upaya untuk menuju transformasi yang lebih besar dan berkelanjutan. Upaya ini mencakup pengembangan infrastruktur digital yang kuat, peningkatan konektivitas internet, pengembangan inovasi dan penelitian dalam kemajuan IPTEK, serta kerjasama anterentitas yang inklusif untuk mencapai percepatan progres. Semua ini adalah langkah-langkah penting menuju terwujudnya visi Thailand sebagai negara yang modern dan berdaya saing tinggi di era digital.

Tidak lupa Dr. Supot juga turut menekankan bahwa transformasi digital dapat membantu meningkatkan pemulihan ekonomi Thailand dari krisis COVID-19—yang berlangsung di tahun 2020-2021—sekaligus meningkatkan daya saing jangka panjang bisnisnya.

Sebuah studi telah menemukan bahwa secara global, pandemi telah mendorong revolusi digital maju selama lima tahun, memberikan peluang bagi Thailand untuk mengikuti gelombang digital berikutnya. Dr. Supot meyakini bahwa transformasi digital akan menjadi hal yang penting untuk meningkatkan upaya pemulihan ekonominya dan meningkatkan ketahanan jangka panjang bisnis-bisnisnya untuk masa depan pasca-pandemi.

Laporan mencatat bahwa jika digunakan sepenuhnya dalam perekonomian, pada tahun 2030, teknologi digital dapat menciptakan nilai ekonomi tahunan sebesar THB 2,5 triliun (US$79,5 miliar).

Saat ini, terdapat tiga prioritas bagi Thailand dalam proses transformasinya. Langkah pertama adalah untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan guna mendorong kemajuan teknologi, mendorong inovasi, menciptakan pengetahuan baru, dan mengembangkan teknologi terdepan. Ini akan memungkinkan Thailand untuk menjadi pemain utama dalam industri teknologi global dan meningkatkan daya saing ekonomi ke depan.

Langkah kedua adalah meningkatkan infrastruktur digital untuk memfasilitasi konektivitas yang lancar, transmisi data, dan akses ke layanan digital di seluruh negeri. Ini mencakup pengembangan jaringan broadband yang luas, infrastruktur telekomunikasi yang andal, dan peningkatan akses internet yang merata di seluruh negeri. Dengan infrastruktur digital yang kuat, Thailand dapat memastikan bahwa masyarakatnya memiliki akses yang mudah dan terjangkau ke teknologi digital.

Beberapa langkah yang telah diambil oleh Thailand dalam meningkatkan infrastruktur digital meliputi modernisasi pertanian cerdas dengan menggunakan drone untuk para petani. Ini adalah salah satu contoh bagaimana teknologi digital dapat diterapkan dalam sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Selain itu, Thailand juga telah berinvestasi dalam pengembangan jaringan 5G yang akan memungkinkan konektivitas yang lebih cepat dan andal. Semua ini tentu dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat infrastruktur digital Thailand dan meningkatkan akses ke layanan digital di seluruh negeri.

Langkah ketiga dalam proses ini melibatkan dorongan untuk meningkatkan kolaborasi lintas organisasi, yang memiliki tujuan utama mengatasi kesenjangan dalam transfer pengetahuan dan memanfaatkan beragam keahlian, sumber daya, serta sudut pandang yang berbeda. Upaya ini bertujuan untuk mempromosikan pertukaran ide dan inovasi yang lebih besar serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia di berbagai organisasi.

Kolaborasi lintas organisasi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan transformasi digital yang kompleks. Dengan bekerja sama secara lebih erat, Thailand memiliki peluang untuk memaksimalkan potensi dari transformasi digitalnya. Ini berarti tidak hanya memanfaatkan teknologi yang muncul, tetapi juga memastikan bahwa inklusifitas dan pendekatan multidisipliner menjadi landasan dalam setiap langkah menuju masa depan yang lebih maju.

Dalam era transformasi digital, kemajuan teknologi adalah hal yang pasti. Namun, untuk mencapai hasil maksimal, perlu adanya kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, termasuk sektor swasta, pemerintah, dan lembaga non-profit. “Hanya dengan bekerja bersama, Thailand dapat menghadapi kompleksitas tantangan yang muncul dengan lebih efektif dan mewujudkan potensi penuh dari perubahan ini,” tutup Dr. Supot pada pagi hari itu.

TECHNOLOGY CASE STUDY

Raymond Goh ∶ Nilai manajemen data yang efisien tidak bisa diabaikan

“Ketika kami menjelajahi dunia seluler dan selalu terhubung, data telah menjadi sumber daya penting yang tidak hanya harus memenuhi harapan kami tetapi juga mendorong inovasi, meningkatkan ketahanan, dan mengantisipasi ancaman,” kata Raymond Goh, Vice President of Sales Engineering, APJ, Veeam.

Data, yang dulunya dianggap sebagai repositori informasi pasif, telah mengalami transformasi luar biasa. Ia telah berkembang menjadi alat yang dinamis dan cerdas yang mampu memberikan wawasan waktu nyata yang memberdayakan organisasi untuk membuat keputusan yang berdasar dan tetap berada di depan.

Salah satu pergeseran paling signifikan dalam manajemen data adalah kebutuhan informasi untuk dapat diakses kapan saja dan di mana saja, seperti yang diungkapkan oleh Raymond. Di masyarakat yang didorong oleh mobile, baik individu maupun bisnis memiliki kebutuhan yang meningkat untuk mengakses data secara cepat. Hal ini memerlukan transisi dari pendekatan penyimpanan data konvensional ke solusi berbasis cloud yang lebih fleksibel. Manajemen data yang cerdas memfasilitasi akses data yang aman dan mudah di seluruh sistem multi-cloud, memastikan bahwa informasi penting siap digunakan kapan saja diperlukan.

Selain itu, perkembangan kecerdasan data yang terus berlanjut tidak hanya tentang kenyamanan. Ini memainkan peran penting dalam meningkatkan keamanan siber, menurut pandangan Raymond. Data sekarang dapat secara otomatis mengantisipasi ancaman dan kerentanan. Hal ini memungkinkan organisasi untuk secara proaktif membela diri dari potensi pelanggaran. Algoritma pembelajaran mesin (ML) dan kecerdasan buatan (AI) menganalisis dataset besar untuk mengidentifikasi pola dan perilaku yang aneh, memberi tahu tim keamanan siber tentang risiko potensial sebelum masalah tereskalasi menjadi serangan penuh.

Inovasi adalah domain lain di mana manajemen data yang cerdas bersinar. Dengan memanfaatkan kekuatan analitik data dan pembelajaran mesin, bisnis dapat memperoleh wawasan mendalam tentang perilaku konsumen, tren pasar, dan efisiensi operasional. Pengetahuan baru ini mendorong inovasi, memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan yang berkembang dari pelanggan mereka.

Ketangguhan adalah aspek penting dari manajemen data di era modern. Saat organisasi semakin bergantung pada infrastruktur digital, kemampuan untuk pulih dengan cepat dari gangguan merupakan hal yang sangat penting. Manajemen data yang cerdas meliputi strategi backup dan pemulihan bencana yang kuat, sehingga memastikan kelangsungan bisnis di tengah peristiwa yang tak terduga, seperti bencana alam atau serangan siber.

“Untuk sepenuhnya merangkul era manajemen data yang cerdas, organisasi harus memprioritaskan keamanan data, berinvestasi dalam solusi cloud yang dapat diskalakan, dan mengadopsi alat analitik canggih,” tegas Raymond.

Selain itu, memupuk budaya berbasis data dalam organisasi adalah hal yang penting. Hal ini dapat diwujudkan dengan memberikan karyawan pendidikan tentang nilai data. Memberikan mereka alat dan pelatihan yang diperlukan serta mempromosikan pola pikir yang mendorong pengambilan keputusan berbasis data.

Menurut Raymond, “Peran data dalam dunia modern kita telah berkembang secara signifikan.” Ini tidak lagi menjadi entitas pasif, tetapi menjadi sumber daya yang dinamis dan cerdas untuk mendorong inovasi, meningkatkan ketahanan, dan mengantisipasi ancaman.

Saat bisnis dan individu terus mengandalkan data untuk operasi sehari-hari dan pengambilan keputusan, pentingnya manajemen data yang cerdas tidak bisa dianggap remeh. Ini adalah kunci untuk berkembang di dunia yang selalu terhubung, di mana informasi bukan hanya kekuatan, tetapi juga dasar dari kemajuan dan kesuksesan.

TECHNOLOGY CASE STUDY

Shanmuga Sunthar∶ Tenaga kerja harus memahami teknologi transformasi digital

Shanmuga Sunthar, Direktur Data Architecture & Chief Evangelist untuk wilayah Asia Pasifik (APAC) di Denodo, memberikan wawasan tambahan mengenai peran penting tenaga kerja dalam kemajuan transformasi digital ini. Menurutnya, dalam konteks transformasi digital, tenaga kerja memiliki peran yang krusial.

Pertama-tama, tenaga kerja harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang teknologi yang digunakan dalam transformasi digital. Mereka perlu dilengkapi dengan keterampilan dan pengetahuan yang sangat penting untuk mengoperasikan dan mengelola teknologi-teknologi tersebut. Selain itu, mereka juga harus siap untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi yang cepat.

Namun, transformasi digital tidak hanya tentang teknologi semata. Tenaga kerja juga harus memiliki kemampuan untuk berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak dalam organisasi, termasuk tim teknis, manajemen, dan pemangku kepentingan lainnya. Kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja sama menjadi penting dalam memastikan bahwa semua bagian dari organisasi dapat bergerak seiring dengan transformasi digital ini.

Selain itu, Shanmuga juga menekankan bahwa tenaga kerja juga memiliki peran dalam mendorong adopsi teknologi di seluruh organisasi. Mereka harus mampu memotivasi dan mendukung rekan-rekan mereka dalam mengadopsi perubahan-perubahan yang diperlukan untuk transformasi digital. Ini bisa termasuk pelatihan, pembangunan budaya kerja yang inovatif, dan pengembangan strategi untuk mengatasi perubahan.

Dalam rangka mencapai kesuksesan dalam transformasi digital, peran tenaga kerja tidak boleh diabaikan. Mereka adalah salah satu pilar utama yang mendukung perubahan ini, dan investasi dalam pengembangan keterampilan dan pengetahuan mereka menjadi suatu keharusan. Dengan tenaga kerja yang terampil, terinformasi, dan berkolaborasi, organisasi dapat menghadapi masa depan dengan keyakinan dan berhasil mewujudkan visi transformasi digital mereka.

Inisiatif untuk meningkatkan akses ke teknologi digital di wilayah perkotaan dan pedesaan Thailand merupakan langkah yang sangat penting dalam menghadapi perkembangan teknologi yang pesat di era modern ini. Transformasi digital telah menjadi pendorong utama perkembangan ekonomi dan sosial, sehingga penting bagi Thailand untuk memastikan bahwa manfaat dari kemajuan ini dapat dirasakan secara merata di seluruh negeri, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan.

Peningkatan akses ke teknologi digital di wilayah perkotaan dapat membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memperkuat daya saing global. Kota-kota besar seperti Bangkok telah menjadi pusat inovasi dan teknologi, dan upaya untuk terus memajukan infrastruktur digital di kota-kota ini akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bisnis dan peluang pekerjaan yang lebih baik.

Akan tetapi, tidak boleh dilupakan bahwa pedesaan juga memiliki potensi yang besar dalam menghadapi transformasi digital. Meningkatnya akses ke teknologi digital di pedesaan dapat membantu meningkatkan produktivitas pertanian, mendukung usaha kecil dan menengah, serta memberikan akses ke layanan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik. Ini dapat membantu mengurangi kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta menciptakan kesempatan ekonomi yang lebih merata di seluruh negeri.

Dalam konteks ini, kolaborasi lintas organisasi menjadi kunci dalam mengatasi kesenjangan dalam transfer pengetahuan dan pemanfaatan sumber daya di berbagai wilayah Thailand. Melalui kerja sama antara sektor publik, swasta, dan masyarakat, Thailand dapat mengoptimalkan pemanfaatan keahlian, sumber daya, dan sudut pandang yang beragam. Hal ini akan membantu mempromosikan pertukaran ide dan inovasi yang lebih besar, serta menghadapi tantangan-tantangan yang kompleks dengan lebih efektif.

“Dengan mendorong inklusivitas dan kolaborasi multidisipliner, Thailand dapat memaksimalkan potensi transformasi digitalnya dan memastikan bahwa manfaatnya dirasakan oleh seluruh masyarakat, terlepas dari lokasi geografis mereka. Dengan demikian, Thailand akan lebih siap menghadapi masa depan yang penuh dengan peluang dan tantangan di dunia digital yang terus berkembang pesat,” ucap Shanmuga sambil diikuti tepuk tangan partisipan.

POWER TALK

Athikom Kanchanavibhu∶ Kebijakan pemerintah & swasta berperan sentral untuk ekosistem inklusif

Sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya, demografi dan pemerintahan yang kuat, Thailand sudah memulai untuk mengimplementasikan teknologi ke dalam berbagai industri, khususnya pelayanan untuk mengefisiensikan pekerjaan. Akan tetapi, Athikom Kanchanavibhu, Executive Vice President, Digital & Technology Transformation di Mitr Phol Group menyoroti bahwa kemajuan dan transformasi teknologi yang signifikan tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya inklusifitas dan kolaborasi yang terjalin antar multidisipliner.

Menggabungkan teknologi ke dalam berbagai sektor industri merupakan langkah positif, tetapi perlu ditekankan bahwa transformasi digital harus mencakup semua lapisan masyarakat dan sektor ekonomi. Hal ini tidak hanya akan menciptakan efisiensi, tetapi juga menciptakan peluang yang lebih besar bagi semua pihak, termasuk usaha kecil dan menengah untuk tumbuh dan berinovasi.

Lebih lanjut, Athikom menekankan bahwa peran pemerintah adalah sentral untuk menggerakan kolaborasi. “Kebijakan pemerintah dan keterlibatan kemitraan antara pihak publik dan swasta memiliki peran sentral dalam membentuk lanskap inklusi digital di setiap negara, termasuk Thailand, sehingga mempromosikan inklusi digital secara efektif dan mengatasi kesenjangan digital yang ada di Thailand, kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil harus dimanfaatkan dan dikuatkan,” tekannya.

Kemitraan antara pihak publik dan swasta memiliki peran penting dalam mendorong inisiatif inklusi digital. Sektor swasta dapat berkontribusi melalui investasi dalam jaringan broadband, konektivitas seluler, dan solusi digital inovatif. Upaya kolaboratif juga dapat mengarah pada pengembangan alat dan layanan digital yang terjangkau dan mudah diakses yang dirancang untuk memenuhi beragam kebutuhan penduduk Thailand.

Organisasi masyarakat sipil dapat melengkapi upaya ini dengan bekerja di tingkat akar rumput, memberikan pelatihan keterampilan digital, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi digital. Mereka dapat menjembatani kesenjangan pengetahuan dan memberdayakan komunitas yang terpinggirkan untuk memanfaatkan manfaat dunia digital.

Athikom menyebutkan bahwa untuk menilai efektivitas dan dan keberhasilan dari inisiatif digital, ada beberapa jenis metrik kinerja utama yang perlu diperhatikan:

  1. Tingkat aksesibilitas yang baik, yaitu mencakup sejauh mana akses ke teknologi digital tersedia untuk beragam lapisan masyarakat. Ini dapat diukur dengan melihat jumlah akses ke internet, keberadaan titik akses Wi-Fi publik, dan tingkat penetrasi perangkat mobile di Thailand.
  2. Tingkat adopsi teknologi yang lancar, yaitu mengacu pada sejauh mana teknologi digital digunakan oleh masyarakat. Metrik ini mencakup jumlah pengguna internet, penggunaan perangkat mobile, dan kehadiran di platform digital seperti media sosial atau e-commerce.
  3. Tingkat literasi digital yang luas, yaitu mengukur sejauh mana individu dapat memahami dan menggunakan teknologi digital. Ini melibatkan tingkat literasi digital, partisipasi dalam pelatihan literasi digital, dan pemahaman tentang keamanan online.
Dr Chalee Vorakulpipat∶ Mempromosikan inklusi digital dapat berkontribusi terhadap kesetaraan akses

Dr Chalee Vorakulpipat, Principal Researcher in Information Security di National Electronic and Computer Technology Centre (NECTEC), menjelaskan bahwa akan terdapat kesenjangan dalam pengimplementasian transfromasi digital. Kesenjangan dalam akses digital dapat mengakibatkan ketidaksetaraan yang lebih besar dalam pendidikan, pekerjaan, dan keterlibatan warga, yang menekankan urgensi penanganan kesenjangan digital. Jika tidak ditangani dengan baik, maka akan terjadi konsekuensi yang lebih serius.

Secara sosial, ketidaksetaraan akses digital dapat memperdalam kesenjangan antara kelompok masyarakat. Masyarakat yang tidak memiliki akses yang memadai ke teknologi digital mungkin akan terpinggirkan dalam hal pendidikan, informasi, dan peluang pekerjaan. Ini bisa menghasilkan divisi sosial yang lebih dalam dan ketidaksetaraan dalam kualitas hidup.

Dari segi ekonomi, ketidaksetaraan akses digital dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Banyak peluang ekonomi saat ini terhubung dengan teknologi digital, termasuk bisnis online, e-commerce, dan pekerjaan jarak jauh. Jika sebagian besar masyarakat tidak dapat mengakses atau memanfaatkan peluang ini karena kesenjangan digital, maka pertumbuhan ekonomi nasional dapat terbatas. Ini dapat menghambat perkembangan ekonomi dan mengurangi daya saing Thailand dalam pasar global yang semakin terhubung secara digital.

Dr Chalee  menekankan, melalui peran teknologi yang semakin meningkat dalam setiap aspek masyarakat, sangat penting untuk mengatasi inklusi digital dan kesenjangan digital untuk mencegah kelompok yang terpinggirkan tertinggal.

“Saya yakin bahwa mempromosikan inklusi digital dapat memberikan kontribusi penting dalam memastikan akses yang setara ke peluang bagi semua warga negara di Thailand.” Tegasnya.

Ia pun melanjutkan bahwa inklusi digital membuka pintu bagi pendidikan yang lebih luas dan akses ke sumber daya pendidikan online. Dengan akses ke pengetahuan dan pelatihan online, individu dari berbagai latar belakang dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan peluang kerja mereka.

Selain itu, inklusi digital juga dapat meningkatkan akses ke peluang ekonomi. Ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dalam sektor-sektor terkait teknologi dan e-commerce. Selain itu, pelaku usaha kecil dan menengah yang memiliki akses digital dapat meraih pangsa pasar yang lebih luas dan berkembang lebih pesat.

“Inklusi digital juga membuka pintu bagi partisipasi aktif dalam proses demokrasi dan keterlibatan dalam urusan masyarakat. Dengan akses ke informasi dan platform online, warga negara dapat terlibat dalam diskusi politik, mengakses layanan pemerintah, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka,” pukasnya mantap.

Theresa Mathawaphan∶ Inklusi digital adalah tanggung jawab seluruh entitas

Theresa Mathawaphan, Former Chief Strategy Officer di National Innovation Agency menggarisbawahi bahwa ketika berbicara tentang pelaksanaan inklusi digital, penting untuk memahami bahwa peran aktif tidak hanya terletak pada pemerintah dan sektor swasta. Masyarakat juga memiliki peran yang sangat signifikan dalam memastikan keberhasilan upaya ini.

Salah satu aspek utama adalah kesadaran masyarakat tentang pentingnya inklusi digital. Pendidikan dan sosialisasi terkait manfaat dan peluang yang ditawarkan oleh teknologi digital dapat memainkan peran besar dalam mendorong partisipasi aktif masyarakat. Ini dapat melibatkan program pelatihan dan kesadaran digital yang ditujukan kepada berbagai kelompok, termasuk mereka yang berada di daerah pedesaan atau memiliki akses terbatas ke teknologi.

Selain itu, masyarakat juga dapat berkontribusi dengan menjadi agen perubahan dalam komunitas mereka. Mereka dapat membantu individu lain untuk mengembangkan keterampilan digital mereka, terutama yang kurang berpengalaman dalam penggunaan teknologi. Kolaborasi antarwarga dalam komunitas dapat memperkuat inklusi digital dengan saling mendukung dan berbagi pengetahuan.

Keterlibatan masyarakat juga dapat melibatkan partisipasi dalam inisiatif lokal yang bertujuan untuk meningkatkan akses digital di wilayah mereka. Masyarakat dapat berperan dalam proyek-proyek infrastruktur teknologi atau program pelatihan digital di tingkat lokal.

Jadi, penting untuk diingat bahwa inklusi digital bukanlah tanggung jawab tunggal pemerintah atau sektor swasta, tetapi juga merupakan usaha bersama masyarakat. Dengan kesadaran, pendidikan, dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat, inklusi digital dapat menjadi lebih efektif dan berkelanjutan di Thailand.

“Mencapai inklusi digital bukan hanya tentang perangkat keras dan konektivitas; ini juga melibatkan penciptaan lingkungan yang memungkinkan setiap orang dapat berpartisipasi dengan berarti dalam era digital,” ucap Theresa.

Inklusi digital adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan progresif di Thailand. Hal ini penting karena memberikan setiap warga negara kesempatan yang setara untuk mengakses dan memanfaatkan kemajuan teknologi digital. Dalam era di mana teknologi digital memainkan peran sentral dalam hampir semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan layanan publik, tidak adanya inklusi digital dapat mengakibatkan ketidaksetaraan yang semakin besar.

Pentingnya inklusi digital juga terkait dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan memberikan akses yang lebih luas ke teknologi digital, masyarakat Thailand dapat mengambil keuntungan dari peluang bisnis online, pelatihan berbasis digital, dan pekerjaan jarak jauh. Ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja tambahan tetapi juga meningkatkan daya saing Thailand dalam ekonomi global yang semakin terhubung.

Selain itu, inklusi digital membantu dalam penyediaan layanan publik yang lebih efisien dan aksesible. Dengan teknologi digital, pemerintah dapat memberikan layanan kesehatan, pendidikan, dan administrasi publik secara lebih efisien, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Terakhir, inklusi digital juga memainkan peran penting dalam membangun masyarakat yang lebih demokratis. Ini memungkinkan warga negara untuk mengakses informasi, berpartisipasi dalam proses politik, dan menyuarakan pendapat mereka secara online. Dengan demikian, inklusi digital memperkuat partisipasi publik dan pengambilan keputusan yang lebih inklusif dalam pembangunan Thailand.

Di akhir penutupan, Theresa  menekankan kembali bahwa inklusi digital adalah pondasi untuk masyarakat yang lebih adil, maju, dan inklusif di Thailand. “Dengan memastikan bahwa semua individu memiliki kesempatan yang setara dalam era digital, Thailand dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pelayanan publik yang lebih baik, dan perkembangan sosial yang lebih merata,” tutupnya.

TECHNOLOGY CASE STUDY

Vivek Gullapalli∶ Serangan ransomware berisiko besar dan memerlukan perlindungan data kuat

Di era digital kontemporer, Vivek Gullapalli, the Global Chief Information Security Officer untuk Asia Pasifik  (APAC) di Check Point Software Technologies Ltd, antusias untuk menunjukkan pentingnya perlindungan data yang semakin meningkat, terutama mengingat ancaman yang semakin besar dari serangan ransomware.

Infiltrasi jahat ini memiliki potensi untuk mengganggu bisnis dan institusi secara serius, seringkali menuntut uang tebusan besar sebagai imbalan atas pelepasan data penting. Melindungi diri dari ancaman tersebut memerlukan implementasi langkah-langkah proaktif yang melampaui protokol keamanan konvensional.

“Pencegahan ancaman proaktif adalah landasan dari strategi perlindungan data modern,” jelas Vivek. “Alih-alih mengandalkan pendekatan reaktif untuk mengatasi serangan ransomware setelah mereka terjadi, organisasi sekarang memberikan prioritas pada pencegahan.”

Perubahan pola pikir ini melibatkan implementasi mekanisme deteksi ancaman canggih yang dapat mengidentifikasi ancaman potensial sebelum mereka berkembang menjadi serangan yang lebih parah. Dengan terus memantau aktivitas jaringan dan menganalisis pola, sistem-sistem ini dapat mengidentifikasi perilaku yang mencurigakan dan mengambil tindakan cepat untuk menonaktifkan ancaman.

Vivek menegaskan bahwa arsitektur keamanan berlapis adalah elemen kunci lain dalam pertahanan ransomware. Pendekatan ini melibatkan integrasi berbagai solusi keamanan yang bekerja secara bersama-sama. Keamanan jaringan, perlindungan endpoint, dan keamanan cloud semuanya merupakan komponen penting dari strategi pertahanan yang komprehensif.

“Setiap lapisan berfungsi sebagai penghalang, mencegah ransomware untuk masuk dan menyebar ke seluruh infrastruktur organisasi,” jelasnya. “Pendekatan multifaset ini tidak hanya meningkatkan keamanan, tetapi juga mencakup redundansi, memastikan bahwa bahkan jika satu lapisan terlampaui, yang lain tetap utuh untuk menghentikan serangan.”

Intelijen ancaman real-time sangat penting dalam pertempuran melawan ransomware. Tetap terinformasi tentang tren terbaru dan ancaman yang muncul adalah penting untuk mitigasi ancaman yang tepat waktu. Dengan akses ke intelijen ancaman yang terus diperbarui, organisasi dapat mengotomatisasi respons insiden dan memperkuat operasi keamanan mereka. Dengan memanfaatkan intelijen ini, mereka dapat dengan cepat beradaptasi dengan metode serangan yang berkembang dan secara preemptif mempertahankan diri dari serangan ransomware.

Vivek menambahkan bahwa pelatihan karyawan adalah kunci dalam strategi pertahanan ransomware. Seringkali, serangan dimulai dengan tindakan yang tampaknya tidak berbahaya, seperti mengklik tautan berbahaya atau mengunduh lampiran yang terinfeksi. Melatih karyawan untuk mengenali ancaman potensial, mengikuti praktik terbaik keamanan data, dan melaporkan aktivitas mencurigakan dapat mengubah permainan.

“Ketenagakerjaan yang terdidik berfungsi sebagai lapisan pertahanan tambahan, membantu mengidentifikasi dan mengurangi risiko ransomware pada tahap awal,” papar Vivek.

Serangan ransomware merupakan ancaman yang signifikan dalam era digital, menjadikan langkah-langkah perlindungan data yang kuat sangat penting. Pergeseran menuju pencegahan ancaman proaktif, implementasi arsitektur keamanan berlapis, intelijen ancaman real-time, dan pelatihan karyawan yang komprehensif adalah komponen kunci dari strategi pertahanan modern.

Dengan mengadopsi langkah-langkah ini, organisasi dapat mengurangi secara signifikan kerentanannya terhadap serangan ransomware, memastikan kelangsungan operasi bisnis, dan melindungi data penting dalam lanskap digital yang semakin berbahaya.

Fireside Chat

Dr. Tiranee Achalakul∶ Penggunaan data yang cermat dapat menghasilkan perubahan yang lebih baik

Dr. Tiranee Achalakul,Direktur di Government Big Data Institute (GBDi), dalam sesinya menekankan bahwa kemunculan big data dalam beberapa tahun terakhir telah membuka era transformatif dengan potensi besar untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan memfasilitasi pengambilan keputusan yang terinformasi dengan baik.

“Terutama dalam konteks Thailand, pemanfaatan strategis sumber daya big data menawarkan berbagai peluang menjanjikan untuk mengatasi tantangan-tantangan beragam di sektor sosial, ekonomi, dan lingkungan,” jelas Dr. Tiranee. Lanskap yang terus berkembang ini mengundang pendekatan inovatif dalam memanfaatkan wawasan berbasis data yang tidak hanya dapat mendorong kemajuan tetapi juga mendorong ketahanan dan keseimbangan dalam ekosistem yang rumit di negara.

Dengan ketersediaan data yang memadai, kita dapat mengidentifikasi tren dan pola yang relevan, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Data juga memungkinkan kita untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, lingkungan, dan masyarakat, sehingga memberikan wawasan yang lebih komprehensif.

Selain itu, data juga memainkan peran penting dalam mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan dan sektor publik. Dengan data yang akurat dan dapat diakses dengan mudah, masyarakat dapat memantau kinerja pemerintah dan lembaga publik, serta berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam konteks Thailand, Dr. Tiranee percaya bahwa kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan akademisi dalam mengumpulkan, menganalisis, dan membagikan data dapat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi berbagai tantangan pembangunan berkelanjutan. “Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi negara dan membantu dalam mengembangkan solusi yang lebih efektif,” paparnya.

Lebih jauh lagi, Dr. Tiranee menekankan bahwa melalui pemanfaatan data yang optimal, Thailand akan mengalami percepatan perekonomian secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan data untuk mendukung pertumbuhan sektor ekonomi yang beragam. Dengan data yang tersedia, pelaku bisnis dapat mengidentifikasi peluang pasar baru, mengoptimalkan rantai pasokan, dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.

Selain itu, data juga memiliki peran penting dalam mengukur dampak program pembangunan ekonomi dan sosial. Dengan menganalisis data, pemerintah dan lembaga dapat mengevaluasi efektivitas kebijakan dan program yang telah diterapkan, serta melakukan perubahan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Penggunaan data yang cermat juga dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam sektor bisnis dan pemerintah. Ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dr. Tiranee percaya bahwa Thailand memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam pengelolaan dan pemanfaatan data yang efektif. Dengan kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan akademisi, Thailand dapat membangun ekosistem data yang kuat dan berkelanjutan yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan negara tersebut.

Akan tetapi, Dr. Tiranee tak lupa menyampaikan bahwa akan ditemukan berbagai rintangan dalam penggunaan data yang masif tersebut, salah satunya terkait keamanan dan ancaman siber yang mungkin saja terjadi kapanpun.

Dr. Tiranee menyadari bahwa semakin besar jumlah data yang dikumpulkan dan disimpan, semakin besar pula potensi risiko keamanan yang dapat muncul. Oleh karena itu, penting bagi Thailand untuk menjaga integritas dan keamanan data dengan sangat serius.

Dr. Tiranee menegaskan bahwa langkah-langkah pengamanan data yang kuat harus menjadi prioritas utama. Ini mencakup implementasi kebijakan keamanan data yang ketat, pelatihan untuk meningkatkan kesadaran tentang ancaman siber di kalangan pekerja, dan investasi dalam teknologi keamanan informasi yang canggih. Thailand juga perlu berkolaborasi dengan negara-negara lain dan entitas internasional dalam memerangi ancaman siber yang dapat melintasi batas negara.

Terakhir, Dr. Tiranee mencatat bahwa perkembangan hukum dan peraturan terkait data juga penting. Thailand perlu memiliki kerangka hukum yang jelas dan komprehensif yang mengatur pengumpulan, penggunaan, dan penyimpanan data. Hal ini akan memberikan landasan hukum yang kuat untuk melindungi data dan mengatasi masalah yang mungkin timbul seiring dengan pertumbuhan penggunaan data.

Melalui kesadaran etika dalam penggunaan data, Thailand tentunya akan dapat menjadi sumber daya digital yang terkemuka di kawasan ASEAN. Dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika dalam pengumpulan, pengolahan, dan penggunaan data, Thailand akan memenangkan kepercayaan tidak hanya dari warganya sendiri, tetapi juga dari komunitas global.

Dr Tiranee percaya bahwa transparansi juga harus menjadi bagian integral dari penggunaan data yang masif. “Dengan memberikan akses yang lebih besar kepada publik terkait data yang dikumpulkan dan cara data tersebut digunakan, Thailand dapat membangun fondasi yang kuat untuk mendukung pemerintahan yang lebih terbuka dan bertanggung jawab. Ini akan membantu memperkuat ikatan antara pemerintah dan masyarakat, serta menghasilkan kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan rakyat,” tutupnya.

POWER TALK II

Dr Suttipong Thajchayapong∶ Aliansi penting agar tetap unggul dalam dunia digital

Dr Suttipong Thajchayapong, Principal Researcher di National Electronic and Computer Technology Centre (NECTEC), mengakui bahwa dalam lanskap digital Thailand yang ramai, kekuatan kolaborasi dan kemitraan strategis tidak bisa dianggap sebelah mata.

“Mereka menjadi motor penggerak di balik gelombang inovasi, pertumbuhan, dan adaptabilitas yang sedang membentuk masa depan digital bangsa ini,” kata Dr Suttipong. “Saat teknologi berkembang dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, aliansi ini muncul sebagai pemain kunci yang memastikan organisasi tetap berada di garis depan ekosistem yang dinamis ini.”

Salah satu hasil yang paling menarik dari upaya kolaboratif ini adalah kemampuannya untuk memupuk inovasi. Di dalam mozaik ranah digital Thailand, organisasi dari berbagai ukuran dan sektor berkumpul, membawa bersama mereka kumpulan gagasan dan keahlian yang kaya.

Keragaman ini berfungsi sebagai tanah subur bagi kreativitas, menyalakan percikan kejeniusan yang melahirkan solusi yang revolusioner, jelas Dr Suttipong. Baik itu startup yang bergabung dengan korporasi yang sudah mapan maupun raksasa teknologi yang bermitra dengan inovator lokal, kolaborasi ini melahirkan gagasan yang menantang status quo dan mengatasi tantangan dunia nyata yang kompleks.

“Tidak ada organisasi yang ada dalam isolasi; masing-masing memiliki kombinasi unik dari keterampilan dan sumber daya,” ungkap Dr Suttipong.

Penggabungan sumber daya dan pengetahuan memperkuat usaha individu atau bersama, memberdayakan organisasi untuk menjalankan usaha yang mendorong batas-batas dari apa yang mungkin. Demikian pula, kemitraan memberikan sarana untuk memperkuat kekuatan dan mengimbangi kelemahan.

Dengan bersatu dalam kemitraan, entitas-entitas ini menciptakan sinergi yang melampaui keterbatasan kapabilitas individu. Pendekatan kolaboratif ini memperkuat kemampuan suatu organisasi untuk beradaptasi dan berkembang di tengah lanskap digital yang terus berubah.

Kemitraan lintas industri lebih lanjut memperbesar potensi transformasi dari kolaborasi di dalam lanskap digital Thailand. Aliansi ini menggabungkan berbagai keahlian dari bidang yang berbeda, menciptakan lingkungan di mana gagasan yang tidak konvensional berkembang.

Ketika sektor-sektor seberagam seperti kesehatan, keuangan, dan transportasi berbagi wawasan dan teknologi, hasilnya adalah inovasi yang mengagumkan. Ini adalah penyerbukan silang gagasan yang membuka jalan bagi solusi yang mengatasi tantangan yang beragam.

“Selain itu, dengan menghancurkan sekat-sekat industri dan memfasilitasi pertukaran gagasan dan sumber daya, terciptalah iklim kreativitas. Penyatuan teknologi dari sektor-sektor yang berbeda dapat memberikan hasil yang mengejutkan,” pungkas Dr. Suttipong. “Misalnya, mengintegrasikan teknologi keuangan ke dalam bidang kesehatan dapat menghasilkan sistem pembayaran inovatif untuk layanan medis, meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan bagi pasien.”

Kemitraan ini juga berfungsi sebagai kunci untuk membuka akses ke sumber daya dan infrastruktur yang saling melengkapi. Organisasi yang berkolaborasi lintas sektor mendapatkan akses ke jaringan, basis pelanggan, dan alat teknologi masing-masing. Interkoneksi ini memungkinkan penciptaan solusi holistik yang mengatasi tantangan kompleks, demikian kesimpulan Dr. Suttipong.

Dr Chatchai Thnarudee∶ Kolaborasi dapat membudayakan komunikasi dan berbagi pengetahuan

Dr Chatchai Thnarudee, yang tergabung dalam Board of Directors di SME Development Bank of Thailand, mengamati bahwa ekosistem digital Thailand berkembang melalui perpaduan harmonis antara kolaborasi dan kompetisi. Kekuatan yang nampak bertentangan, namun bekerja bersama untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

“Langkah rumit antara organisasi telah membawa masuk era perkembangan yang transformatif dan terus membentuk nasib digital bangsa ini,” katanya.

Di tengah sinergi kolaboratif ini terletak penggabungan sumber daya dan keahlian, di mana beragam entitas, mulai dari startup yang lincah hingga raksasa korporasi yang sudah mapan, bergabung bersama. Pengetahuan dan keterampilan kolektif ini membentuk dasar inovasi, menyalakan percikan kreativitas yang menerangi lanskap digital yang kompleks.

Namun, Dr Chatchai menekankan bahwa bukan hanya tentang sumber daya bersama; kolaborasi memupuk budaya komunikasi terbuka dan berbagi pengetahuan. Di lingkungan di mana dialog mengalir dengan lancar, organisasi bertukar praktik terbaik dan gagasan beragam. Penyerbukan silang dari konsep ini memicu kreativitas dan memfasilitasi pemecahan masalah yang cepat, aset yang tak tergantikan dalam ranah digital yang berkembang dengan cepat.

Selain itu, kolaborasi memberikan jaring pengaman bagi organisasi yang menjelajahi perairan berbahaya usaha digital. Upaya-upaya ini seringkali melibatkan investasi besar dan ketidakpastian yang tidak terduga. Dengan menggabungkan kekuatan mereka, organisasi dapat mengurangi risiko individu dan dengan berani menjelajahi wilayah yang belum dipetakan, mendorong seluruh industri menuju pertumbuhan.

Selain berbagi risiko, kemitraan kolaboratif membuka akses ke pasar yang belum tergarap dan jaringan yang luas. Di dalam ekosistem digital yang selalu terhubung, jangkauan yang luas sangat penting. Upaya kolaboratif memperkuat penetrasi pasar, menghubungkan organisasi dengan calon pelanggan, dan membudayakan ekosistem yang merawat startup dan pengusaha, memperkuat dasar industri.

Dr Chatchai menyoroti bahwa sektor digital Thailand berkembang melalui simfoni kolaborasi ini. Organisasi, saat mereka bersatu, membawa solusi holistik ke meja, mengatasi tantangan secara komprehensif. Mereka menjadi arsitek inovasi, juara pengambilan risiko, advokat pertukaran pengetahuan, dan juara ekspansi pasar.

“Namun, dalam kolaborasi yang harmonis, ada sentuhan kompetisi yang tetap ada. Ini mendorong organisasi untuk mendorong batas, mendorong mereka untuk terus berinovasi dan menyempurnakan penawaran mereka tanpa henti,” jelas Dr. Chatchai. “Kompetisi memupuk keunggulan, menciptakan budaya di mana setiap peserta berusaha melampaui yang lain, mendorong industri maju.”

Seni menavigasi keseimbangan lembut antara kompetisi dan kerjasama ini membutuhkan komunikasi yang jelas, saling percaya, dan visi bersama. Organisasi harus menyelaraskan tujuan jangka panjang mereka dengan inisiatif kerjasama sambil bersaing dengan keras yang memperbolehkan kekuatan unik mereka untuk bersinar.

A.N.S. Narayan ∶ Ekosistem digital Thailand memasuki periode kemajuan berkat kemitraan

A.N.S. Narayan, Country Head, Technology & Operations di UOB Thailand, percaya bahwa dalam lanskap digital Thailand yang terus berkembang dengan cepat, kemitraan kolaboratif terbukti menjadi motor penggerak di balik kemajuan teknologi yang transformatif.

“Tidak ada tempat yang lebih memperlihatkan ini daripada sektor perbankan. Pertukaran praktik terbaik antara berbagai organisasi dapat membawa masuk era inovasi dan efisiensi baru,” katanya.

Lanskap keuangan, seperti banyak sektor lainnya, mengalami pergeseran mendalam menuju digitalisasi. Di era ketergantungan teknologi ini, kebutuhan akan solusi perbankan yang inovatif dan efisien tidak pernah sebesar ini. Upaya kolaboratif antara sektor perbankan, perusahaan teknologi, dan lembaga penelitian berada di garis depan revolusi ini.

Narayan mengungkapkan bahwa salah satu pencapaian paling mencolok dari kolaborasi ini adalah platform perbankan seluler, terutama di daerah terpencil atau tidak terlayani di Thailand, yang memberikan dampak dan kemajuan sangat besar. Selain itu, adopsi analitik data dan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah sektor perbankan.

“Kemitraan kolaboratif telah memungkinkan berbagi keahlian di domain ini, menghasilkan pengembangan model prediktif untuk layanan pelanggan yang dipersonalisasi,” ujar Narayan. “Teknologi canggih tidak hanya merevolusi pengalaman pelanggan, tetapi juga menyederhanakan proses administratif, yang menghasilkan peningkatan efisiensi operasional.”

Di era berbagi data ini, keamanan siber telah menjadi sorotan utama di lanskap keuangan. Upaya kolaboratif telah memfasilitasi implementasi langkah-langkah keamanan siber mutakhir, menjaga informasi pasien yang sensitif dari ancaman siber, serta memastikan privasi dan kerahasiaan.

Di luar sektor perbankan, model pengembangan solusi kolaboratif membuktikan nilai-nilainya dalam mengatasi sejumlah tantangan kompleks dalam ekosistem digital Thailand. Keindahan kolaborasi terletak pada kemampuannya untuk menggabungkan kebijaksanaan kolektif, keahlian, dan sumber daya dari berbagai organisasi.

Pendekatan kolaboratif ini mendorong dialog terbuka, mempromosikan pertukaran praktik terbaik, dan memupuk budaya yang memunculkan gagasan inovatif untuk mengalir dengan bebas, tanpa dibatasi oleh silo organisasi, kata Narayan. Tantangan kompleks, yang seringkali membutuhkan solusi yang multidimensi, sangat menguntungkan dari beragam sudut pandang yang dibawa oleh kemitraan kolaboratif.

“Baik itu merancang strategi perencanaan perkotaan yang berkelanjutan atau memperkuat pertahanan terhadap ancaman siber, pandangan yang beragam ini bersatu untuk menciptakan solusi yang holistik dan tangguh,” tutup Narayan. “Selain itu, beban alokasi sumber daya dibagi di antara mitra kolaboratif, menjadikan proyek ambisius lebih mudah dari segi finansial dan risiko.”

Salam Penutup

Mohit menyadari bahwa teknologi blockchain, kecerdasan buatan (AI), dan Internet of Things (IoT) siap memainkan peran kunci dalam membentuk ekonomi digital dan mengarahkan jalannya di masa depan. Teknologi-teknologi ini tidak hanya akan merevolusi sektor-sektor yang sudah ada, tetapi juga akan memacu munculnya industri-industri yang sama sekali baru, membawa tingkat pertumbuhan dan kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Namun, Mohit menekankan bahwa dalam dunia yang dikuasai oleh ranah digital, masa depan ekonomi global tidak hanya bergantung pada kemajuan teknologi, tetapi juga pada kekuatan kolaborasi.

“Ketika kita melangkah maju dalam lanskap yang telah bertransformasi secara digital ini, pentingnya kerjasama antara organisasi tidak dapat dianggap enteng,” kata Mohit. “Kolaborasi akan menjadi faktor kunci yang menentukan bagaimana ekonomi digital akan berkembang di masa depan, membawa era kreativitas, efektivitas, dan ketahanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Mohit berpendapat bahwa kemitraan teknologi adalah sarana di mana inovasi akan berkembang dan melampaui sekadar aliansi strategis biasa. Organisasi harus bekerja sama untuk memanfaatkan pengetahuan, sumber daya, dan keterampilan mereka di dunia teknologi yang berubah dengan cepat. Kemitraan-kemitraan ini menciptakan solusi inovatif yang melampaui batasan kapasitas individu dan membuka jalan bagi kemajuan industri secara keseluruhan.

Demikian pula, di era digital, kerja sama merupakan landasan dari ketahanan. Dengan meningkatnya ancaman serangan dunia maya, perusahaan-perusahaan perlu memperkuat pertahanan mereka secara keseluruhan. Dengan menggabungkan keahlian mereka dalam keamanan siber, mereka dapat membangun pertahanan yang kuat untuk melindungi kerahasiaan dan integritas aset digital mereka.

“Saya yakin sepenuhnya bahwa kemitraan teknologi adalah arsitek masa depan di mana inovasi tidak memiliki batasan, di mana ketahanan adalah hal yang sangat penting, dan di mana ekonomi digital merupakan bukti kekuatan transformasi kolaborasi,” demikian kesimpulan Mohit. “Saat kita menavigasi perbatasan digital yang belum terjamah ini, kemitraan-kemitraan ini akan menjadi pemandu kita, menerangi jalan menuju masa depan yang lebih cerah, lebih kaya secara digital.”

PARTNER

Qlik’s vision is a data-literate world, where everyone can use data and analytics to improve decision-making and solve their most challenging problems. A private company, Qlik offers real-time data integration and analytics solutions, powered by Qlik Cloud, to close the gaps between data, insights and action. By transforming data into Active Intelligence, businesses can drive better decisions, improve revenue and profitability, and optimize customer relationships. Qlik serves more than 38,000 active customers in over 100 countries.

PARTNER

As a Titanium Black Partner of Dell Technologies, CTC Global Singapore boasts unparalleled access to resources.

Established in 1972, we bring 52 years of experience to the table, solidifying our position as a leading IT solutions provider in Singapore. With over 300 qualified IT professionals, we are dedicated to delivering integrated solutions that empower your organization in key areas such as Automation & AI, Cyber Security, App Modernization & Data Analytics, Enterprise Cloud Infrastructure, Workplace Modernization and Professional Services.

Renowned for our consulting expertise and delivering expert IT solutions, CTC Global Singapore has become the preferred IT outsourcing partner for businesses across Singapore.

PARTNER

Planview has one mission: to build the future of connected work. Our solutions enable organizations to connect the business from ideas to impact, empowering companies to accelerate the achievement of what matters most. Planview’s full spectrum of Portfolio Management and Work Management solutions creates an organizational focus on the strategic outcomes that matter and empowers teams to deliver their best work, no matter how they work. The comprehensive Planview platform and enterprise success model enables customers to deliver innovative, competitive products, services, and customer experiences. Headquartered in Austin, Texas, with locations around the world, Planview has more than 1,300 employees supporting 4,500 customers and 2.6 million users worldwide. For more information, visit www.planview.com.

SUPPORTING ORGANISATION

SIRIM is a premier industrial research and technology organisation in Malaysia, wholly-owned by the Minister​ of Finance Incorporated. With over forty years of experience and expertise, SIRIM is mandated as the machinery for research and technology development, and the national champion of quality. SIRIM has always played a major role in the development of the country’s private sector. By tapping into our expertise and knowledge base, we focus on developing new technologies and improvements in the manufacturing, technology and services sectors. We nurture Small Medium Enterprises (SME) growth with solutions for technology penetration and upgrading, making it an ideal technology partner for SMEs.

PARTNER

HashiCorp provides infrastructure automation software for multi-cloud environments, enabling enterprises to unlock a common cloud operating model to provision, secure, connect, and run any application on any infrastructure. HashiCorp tools allow organizations to deliver applications faster by helping enterprises transition from manual processes and ITIL practices to self-service automation and DevOps practices. 

PARTNER

IBM is a leading global hybrid cloud and AI, and consulting services provider, helping clients in more than 175 countries capitalize on insights from their data, streamline business processes, reduce costs and gain the competitive edge in their industries. Nearly 3,800 government and corporate entities in critical infrastructure areas such as financial services, telecommunications and healthcare rely on IBM’s hybrid cloud platform and Red Hat OpenShift to affect their digital transformations quickly, efficiently, and securely. IBM’s breakthrough innovations in AI, quantum computing, industry-specific cloud solutions and business services deliver open and flexible options to our clients. All of this is backed by IBM’s legendary commitment to trust, transparency, responsibility, inclusivity, and service. For more information, visit www.ibm.com