Warga Singapura bisa mengetahui bantuan sosial apa saja yang bisa mereka dapat dari berbagai instansi pemerintahan lewat situs SupportGoWhere. Portal satu atap ini memberikan penjelasan skema dukungan dan layanan apa saja yang tersedia untuk warga.
Situs ini dibuat oleh GovTech atas inisiatif LifeSG dengan tujuan memberikan kenyamanan bagi warga untuk menemukan berbagai skema bantuan yang tersedia. Warga bisa mempelajari skema bantuan dan layanan apa saja yang disediakan pemerintah, siapa target penerima manfaat, berapa banyak bantuan yang dapat mereka terima, di mana penyedia layanan berada, hingga bagaimana mengajukan aplikasi pemberian bantuan secara daring.
Ada pula kalkulator digital ‘Pemeriksa Kelayakan’ untuk menghitung manfaat apa saha yang bisa diterima warga. Kalkulator ini menghitung kesesuaian kondisi warga dengan skema bantuan yang tersedia. Warga diharuskan menjawab sejumlah pertanyaan untuk melakukan perhitungan di kalkulator kelayakan ini.
Misalnya, situs ini memiliki fitur ‘Rekomendasi Layanan Perawatan’ untuk memberi sokongan bagi para pengasuh yang merawat orang tua. Para pengasuh bisa menemukan rekomendasi program dan layanan pemerintah untuk konsultasi kesehatan fisik dan mental mereka, mendapat dukungan sosial, perencanaan masa depan, dukungan keuangan dan saran, dan sumber daya pengetahuan lain untuk meningkatkan kualitas pengasuhan.
Sementara warga Singapura yang butuh bantuan keuangan untuk membeli kebutuhan dapat mengajukan permohonan Skema Bantuan Jangka Pendek hingga Menengah dari ComCare (ComCare Short-to-Medium-Term Assistance/SMTA) lewat SupportGoWhere. Situs ini juga melayani pengajuan dokumen persyaratan yang perlu dilampirkan. Warga juga bisa memeriksa status aplikasi mereka.
Berawal dari pandemi COVID-19
Dalam wawancara dengan OpenGov Asia, tim pengembang SupportGoWhere menyebut situs ini diluncurkan di awal pandemi. Saat itu, banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan sumber pendapatan mereka. Pemerintah memang sudah memberikan bantuan, namun banyak orang yang kebingungan. Mereka tak paham kriteria penerima bantuan, jumlah bantuan yang bisa diterima, dan cara mengajukan diri untuk mendapat bantuan tersebut.
Saat itu, GovTech sudah mengerjakan proyek MaskGoWhere untuk melacak ketersediaan dan distribusi masker. Mereka lantas memperluas layanan ini untuk memberikan informasi mengenai skema dan layanan bantuan yang disediakan pemerintah yang disebut sebagai SupportGoWhere. Lantaran menggunakan ekosistem MaskGoWhere sebagai template, tim bisa mengerjakan proyek SupportGoWhere hanya dalam waktu seminggu.
“Selanjutnya, kami menambahkan terjemahan ke dalam bahasa Cina, Melayu, dan Tamil, sehingga informasinya dapat diakses dalam keempat bahasa utama di Singapura,” jelas tim.
Sejak saat itu, tim SupportGoWhere terus menggabungkan skema dan layanan pemerintah di seluruh instansi pemerintah yang tidak terkait dengan skema COVID-19. Tim juga menggunakan kecerdasan buatan untuk meningkatkan rekomendasi bantuan pemerintah yang bisa diterima warga dan mengarahkan warga pada layanan yang relevan.
Hingga saat ini, SupportGoWhere telah memiliki lebih dari 6 juta total kunjungan dan lebih dari 3 juta pengunjung unik. Sebagai platform yang langsung melayani warga dan bekerja dengan banyak lembaga pemerintah, keberhasilan situs diukur oleh kepuasan warga negara dan pemangku kepentingan lain.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan warga, mereka mengumpulkan sentimen lewat saluran umpan balik Whole-of-Government Application Analytics (WOGAA). Widget sentimen WOGAA bisa ditemui pada ikon smiley di pojok kiri bawah situs SupportGoWhere. Pengguna bisa mengeklik ikon smiley itu dan memberikan penilaian peringkat kepuasan dan memberikan umpan balik kualitatif tentang pengalaman mereka.
Kepuasan warga diukur dari kemudahan akses ketika menjelajahi situs SupportGoWhere. Penilaian ini membantu pengembang menentukan apakah pengguna menganggap konten yang ada di situs berhasil membantu mereka atau tidak.
“Mayoritas kami mendapat sentimen positif karena warga berhasil menerima bantuan keuangan yang diperlukan lewat portal aplikasi SupportGoWhere untuk skema seperti ComCare,” jelas tim.
Bagi instansi yang bekerja sama untuk menyalurkan bantuan mereka lewat SupportGoWhere, tim memberikan metrik penilaian atas efisiensi/penghematan operasional yang terjadi. Namun, pengukuran kepuasan ini bisa disesuaikan dengan jenis kerja sama dengan masing-masing instansi.
“Kami berusaha untuk memenuhi target pemangku kepentingan kami dengan mendefinisikan metrik yang ingin diukur sejak dini dan mengumpulkan data yang diperlukan.”
Terbaru, SuppportGoWhere memiliki ‘Kalkulator Dukungan Untuk Anda’ bagi warga Singapura untuk mengetahui proporsi pengumuman anggaran pemerintah di 2023. Kalkulator ini membantu pengguna untuk membuat daftar perkiraan manfaat Anggaran 2023 untuk mereka dan anggota rumah tangga mereka dalam satu laman.
Pengembangan SupportGoWhere
SupportGoWhere dikembangkan dengan ReactJS, Koa & TypeScript untuk mempertimbangan penyelesaian produk yang lebih cepat. Aplikasi yang dihasilkan pun bisa memiliki banyak fitur dan kapasitasnya bisa diperbesar sesuai kebutuhan.
TypeScript dipilih secara khusus karena sifat pengetikan statisnya (static typing) membantu mengurangi potensi bug, memberikan keterbacaan yang lebih baik, dan pengembangan di platform yang bisa memberikan aplikasi yang berkualitas tinggi.
Aplikasi lantas di-hosting di salah satu penyedia komputasi awan pihak ketiga dengan desain arsitektur tiga tingkat (three-tier-architecture). Pola desain ini dipilih untuk memastikan komponen decoupled dan layanan mikro dapat dikembangkan secara terpisah dan meningkatkan efisiensi pengelolaan. Selain itu, sistem ini juga dibangun dengan fitur auto-scaling untuk memastikan sistem memiliki jumlah kapasitas yang tepat untuk menangani tingginya lalu lintas sesuai permintaan.
Bagi organisasi yang hendak membangun layanan satu atap serupa, tim SupportGoWhere menyebut bahwa upaya ini membutuhkan kolaborasi dengan banyak pihak eksternal, sehingga mereka menyarankan agar:
- Tim yang berkolaborasi mesti tetap menyelaraskan visi produk dengan semua pihak yang terlibat
- Memprioritaskan fitur yang paling berpengaruh berdasarkan riset pengguna
- Membangun sistem desain yang dapat diskalakan dan tumpukan teknologi untuk peningkatan secara lebih efisien
- Membangun Minimum Viable Product (MVP) agar bisa segera melakukan validasi fitur dan perbaikan berdasarkan umpan balik
Sukses membangun tim inovatif
Untuk membangun tim yang lincah, tim menggunakan metode scrum dengan memanfaatkan waktu sprint per dua minggu. Melalui sesi tiap dua minggu itu, tim mengevaluasi kolaborasi internal lewat refleksi yang melibatkan semua anggota untuk mengidentifikasi hambatan, melakukan perbaikan, dan meningkatkan efisiensi tim.
Diskusi wajib ini memastikan bahwa konflik dan masalah yang dihadapi selama sprint dibahas secara terbuka. Ini juga memastikan bahwa ada lingkungan yang aman dan terbuka untuk kritik dan umpan balik dalam tim.
Sebagai tim, mereka berkomunikasi secara terbuka dan jujur antaranggota. Setiap orang harus menyampaikan perspektif mereka dan mendengarkan sudut pandang lain dengan hormat. Tim berusaha menghindari serangan atau kritik pribadi focus pada mencari solusi bersama. Keputusan diambil dengan mempertimbangkan pro dan kontra secara objektif. Setelah konflik diselesaikan, tim melakukan sesi retrospeksi untuk mengevaluasi proses yang dijalani dan mengidentifikasi solusi untuk mencegah konflik serupa muncul kembali.
Kemudian, untuk menumbuhkan kreativitas dan tim yang inovatif, tim SupportGoWhere menerapkan sejumlah langkah berikut:
- Mengembangkan lingkungan yang mendukung dan kolaboratif, sehingga tim nyaman berbagi ide dan bekerjasama.
- Memberi penghargaan, mengakui kreativitas dan inovasi sesama anggota, serta merayakan keberhasilan dari proyek yang inovatif.
- Mendorong tim untuk bereksperimen dengan ide-ide baru dan pendekatan pemecahan masalah serta menyediakan sumber daya dan dukungan yang mereka butuhkan.
Tim SupportGoWhere menggunakan pendekatan pembelajaran, perbaikan, dan pengujian MVP untuk terus memperbaiki produk. Tim juga melakukan stand-up harian untuk memberikan informasi perkembangan terbaru dan pemeriksaan meja. Mereka melakukan ulasan sprint reguler dan pertemuan dengan ‘Pemilik Produk’ untuk mendapat umpan balik dari semua pihak. Framework memungkinkan tim untuk segera melakukan pivot dan melakukan perubahan untuk menyempurnakan MVP.
“Sebagai tim produk yang langsung berinteraksi dengan warga, kami tetap mengutamakan kebutuhan pengguna dengan melakukan tes kegunaan bagi warga secara konsisten, membuka saluran umpan balik daring, dan memanfaatkan statistik untuk mengarahkan pengambilan keputusan pada produk kami.”
Framework scrum juga membantu tim untuk menyeleraskan kerja dengan tim eksternal. Mereka menggunakan sprint untuk menyelaraskan persepsi dengan ‘Pemilik Produk’ dan memastikan produk akhir sudah sesuai standar.
Beberapa kolaborasi dilakukan tim SupportGoWhere dengan departemen lain. Misalnya dengan memperkenalkan alat operasional seperti WOGAA untuk melacak dan memenuhi KPI serta standar yang berlaku. Tim juga berkolaborasi dengan LifeSG dalam upaya untuk pemasaran dan pengiriman notifikasi yang dipersonalisasi untuk skema anggaran pemerintah. Mereka pun memberdayakan pemberi rekomendasi ServiceConnect beta untuk membantu staf pusat ServiceSG merekomendasikan skema yang tepat kepada warga lewat API.